GEMURUH KELAM
Ada apa dalam dada
hujan di kala mandi
betapa seorang pengembara
akan pergi menatap bianglala
hujan di kala berdiri
betapa seorang perantau
mengucurkan deras air mata
di tanah asap kemarau
Ada gunung dalam dada
betapa tongkatku retak dan goyang
ditindih batu dan dihempas badai
karam perahu mendongak
ke garis-garis cakrawala
betapa harus kuangkut jerami
ke ladang-ladang kemudian kubakar
penuh tanda tanya
Ada tembang dalam dada
betapa akan runtuh pelita
menaungi cahaya
seperti nyanyian yang senantiasa
seperti tengah lauh yang berpantai
seperti perahu nyanyian nelayan
Ada apa dalam dada
bunyian kabur di diam waktu
rebana sumbang di punggung pertemuan
betapa harus kerikil yang kuanyam
dijalin di atas sekian banyak kertas
sedangkan aku
sedikit yang menyatakan bendera
Ada apa dalam gemuruh dada
seperti tak ada apa-apa
ooo
Ada apa dalam dada
hujan di kala mandi
betapa seorang pengembara
akan pergi menatap bianglala
hujan di kala berdiri
betapa seorang perantau
mengucurkan deras air mata
di tanah asap kemarau
Ada gunung dalam dada
betapa tongkatku retak dan goyang
ditindih batu dan dihempas badai
karam perahu mendongak
ke garis-garis cakrawala
betapa harus kuangkut jerami
ke ladang-ladang kemudian kubakar
penuh tanda tanya
Ada tembang dalam dada
betapa akan runtuh pelita
menaungi cahaya
seperti nyanyian yang senantiasa
seperti tengah lauh yang berpantai
seperti perahu nyanyian nelayan
Ada apa dalam dada
bunyian kabur di diam waktu
rebana sumbang di punggung pertemuan
betapa harus kerikil yang kuanyam
dijalin di atas sekian banyak kertas
sedangkan aku
sedikit yang menyatakan bendera
Ada apa dalam gemuruh dada
seperti tak ada apa-apa
ooo
No comments:
Post a Comment