a63e41bc18abef96cd44871219664bb7b5a1bb18

Nulis Puisi Yuk

Monday, October 3, 2016

Untuk Guruku Tercinta

Untuk Guruku Tercinta


Jikalau waktu ku tak dapat bahagiakan mu
tak perlu resah dan gelisah

Anak-anakmu selalu mendoakan mu
waktu ku yang tak lagi panjang

Akan sirna ditelan lapuknya usia
tubuhmu yang renta masih sanggup menopang ku

Kan ku genggam erat jari-jemari mu
sampai jantung ku berhenti berdetak

Maafkan ku yang pergi lebih dulu
diriku tak lagi sanggup menopang berat tubuh ku

Hingga detik- detik kepergianku
nafas yang telah berhenti

Jangan menangis ibu..
ku tak sanggup melihat tetesan air matamu

Terjatuh membanjiri jasadku
ku tunggu ibu di surga-Nya

Kan ku pinta agar ibu mendampingiku
disertakan kebahagiakan tiada tara
cinta kasih 
dan doa mu selalu menyertaiku

Kategori Puisi Puisi Ibu

Alamat Blog www.candrabarcelona.com

Sunday, May 8, 2016

Di Ambang Kehancuran

Di Ambang Kehancuran



Diriku merasa
Hal-hal yang kulakukan seperti biasa lama kelamaan terhapus dari agenda
Warnanya kelabu
Bahkan mata ku yang berjumlah 4 tak dapat melihatnya

Kehancuran menghampiri
menggerogoti diriku satu persatu
menyesapi darahku tetes demi tetes

Diriku tidak memberontak
Hanya melirak - lirik sekeliling
Sambil mendongak
Menatap langit dengan mata yang kosong
Kemudian matahari menghujam tatapku


Puisi oleh : Nama Sakina
Email xiahkina@gmail.com

Monday, April 6, 2015

Tersadarnya Seorang Sahabat

Tersadarnya Seorang Sahabat
By : Ian andika Sopian

Tersadarnya Seorang Sahabat


Mimpinya jadi konglomerat
Membuatnya berjalan jauh pergi kebarat
Memulai rangkak lalu berdiri sampai berkeringat
Berusaha lepas buang beban yang terpanggul berat

Dia terlalu berpikir cepat
Ditinggalkanya apa itu sebab akibat
Ingin beli logam mulia yang terbeli logam berkarat
Begitulah dia orang bodoh yang terlalu bersemangat
Mengadu nasib ditengah-tengah jakarta barat
Hanya bermodalkan sejuta nekat

Dia Ingin jadi direktur biar jadi orang kaya sejagat
Namun apa daya sekolah menengah pun tak pernah tamat
Tak punya kemampuan walaupun berbakat
Hanya menggelandang memasang muka sangar bagai penjahat

Dia ingin pulang meninggalkan kota yang begitu padat
Namun apa daya penyesalan selalu datang terlampat
Sadarlah dia tak ada pekerjaan yang tak bersyarat
Dan terbayanglah dia akan kesibukannya yang hanya berfoya-foya membejat

Dia mulai menangis sejadinya tersendat-sendat
Terniang dikepalanya perkataan ibunya yang telah wafat
“Nak belajar yang tekun biar kelak jadi orang hebat”
Lalu terniang dikepalanya perkataan ayahnya yang sekarat
“Nak beribadah yang rajin,berdoa biar bisa jadi orang terhormat”
Hatinya pun hancur berkeping bergetar kuat

Kini dia kembali dengan secuil senyum yang penuh makna tersirat
Tentang pengalaman yang ditulisnya dalam surat
Kini dimantapkanya sebuah niat
Bersekolah walau dihujat
Kini dimantapkanya dalam taubat
Beribadah mensyukuri segala nikmat

Kategori Puisi Puisi Asa

Alamat Blog www.facebook.com/ian.andika.sopian

Thursday, April 2, 2015

Ada apa aku ini ?

Ada apa aku ini

Ada apa aku ini ?


Kenapa selalu ku pikirkan dia?
Wajahnya slalu terbayang tanpa syarat dibenakku.
Tiap malam sesimpul senyumnya seakan menyapa.
Memanggilku melahap rasa kantukku.

Kenapa selalu kurindukan dia?
Matanya yang bersinar menggetarkan dadaku.
Tiap malam ditelingaku suaranya seakan menggema.
Menemaniku sampai tiba pagiku.

Kenapa selalu ku mengharapkan dia?
Tangannya telah menyentuh bagian terdalam kalbuku.
Tiap malam kenangannya seakan mengajakku tertawa.
Menghantuiku sampai tiba tenangku.

Ya Allah,
Entah apa yang kurasakan ini?
jika ini hanya nafsu yang tersembunyi,
Maka kuatkanlah aku untuk mengalahkan nafsuku

Ya Allah,
Entah apa yang kurasakan ini?
Jika ini adalah cinta yang murni,
Maka kuatkanlah aku untuk menjaga dia dengan segenap tumpah darahku.

Karya : ian andika sopian
Email  : ianandikasopian@gmail.com

Alamat Blog www.facebook.com/ian.andika.sopian