Belum lagi lupa aku dengan ada mu
Gurau yang kau lontarkan dan tawa renyah kita yang membahana
Ku ingat amat jelas,, kau dan aku menyusuri tepi kota
Tanpa sadar merekam jejak hati dan berjalan bersisian
Memintal sebongkah cerita untuk kita rindukan
Kembali ke saat kita meredam waktu
Menatap tanah sambil berkata “mungkinkah?”
Atau menengadah ke angkasa raya
Berbincang tentang harapan di masa depan
Rendah suaramu berkata “ayo kita menali hati”
Sukacita bergemuruh meraja atas kita berdua
Ditampar oleh hidup kita terhadang
Bukan sebab hati berpindah halauan
Namun restu menunjukkan taringnya
Kita terhempas dari padang asa
Terpental bertubi-tubi oleh ketidak-ikhlasan
Atas nama apapun mereka terus menyangkal
Hingga disinilah kita terkoyak nyaris hancur
Tapi rasa tetap pada tempatnya
Merasa dua kali lebih sakit ketika merasakan kerinduan
Kita akhirnya ada di ambang ya dan tidak
Menyudahi berarti terbunuh
Terus pun akan menjadi siksaan
Apa yang akan kita pilih jika kita bahkan tak punya pilihan?
Bersedu sedan terlalu lelah
Tapi tak mau jika hanya bisa pasrah
Kau tak berkata-kata
Hanya nafas lemah bergetar yang bisa kurekam darimu
Akan seperti apa pada akhirnya
Kita tak kuasa untuk menebak
Hanya saja,, ijinkan kami hari ini disini
Mendekap rasa milik kami sendiri...
Gurau yang kau lontarkan dan tawa renyah kita yang membahana
Ku ingat amat jelas,, kau dan aku menyusuri tepi kota
Tanpa sadar merekam jejak hati dan berjalan bersisian
Memintal sebongkah cerita untuk kita rindukan
Kembali ke saat kita meredam waktu
Menatap tanah sambil berkata “mungkinkah?”
Atau menengadah ke angkasa raya
Berbincang tentang harapan di masa depan
Rendah suaramu berkata “ayo kita menali hati”
Sukacita bergemuruh meraja atas kita berdua
Ditampar oleh hidup kita terhadang
Bukan sebab hati berpindah halauan
Namun restu menunjukkan taringnya
Kita terhempas dari padang asa
Terpental bertubi-tubi oleh ketidak-ikhlasan
Atas nama apapun mereka terus menyangkal
Hingga disinilah kita terkoyak nyaris hancur
Tapi rasa tetap pada tempatnya
Merasa dua kali lebih sakit ketika merasakan kerinduan
Kita akhirnya ada di ambang ya dan tidak
Menyudahi berarti terbunuh
Terus pun akan menjadi siksaan
Apa yang akan kita pilih jika kita bahkan tak punya pilihan?
Bersedu sedan terlalu lelah
Tapi tak mau jika hanya bisa pasrah
Kau tak berkata-kata
Hanya nafas lemah bergetar yang bisa kurekam darimu
Akan seperti apa pada akhirnya
Kita tak kuasa untuk menebak
Hanya saja,, ijinkan kami hari ini disini
Mendekap rasa milik kami sendiri...
By: LsOP
email : sop.nnha@gmail.com
No comments:
Post a Comment